Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » BUDIDAYA WORTEL

BUDIDAYA WORTEL

BUDIDAYA WORTEL ( Daucus carrota L )


WORTEL Daucus carrota L )

Sejarah Singkat
  • Wortel/carrots (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia, berasal dari negeri yang beriklim sedang (sub-tropis) yaitu berasal dari Asia Timur Dekat dan Asia Tengah.
  • Ditemukan tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu. Rintisan budidaya wortel pada mulanya terjadi di daerah sekitar Laut Tengah, menyebar luas ke kawasan Eropa, Afrika, Asia dan akhirnya ke seluruh bagian dunia yang telah terkenal daerah pertaniannya.
  • Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa Barat yaitu daerah Lembang dan Cipanas. Namun dalam perkembangannya menyebar luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa.
  • Berdasarkan hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS, 1991) luas areal panen wortel nasional mencapai 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya.
  • Dalam taksonomi tumbuhan, wortel diklasifikasikan sebagai berikut:
§  Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
§  Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
§  Sub-Divisi : Angiospermae
§  Klas : Dicotyledonae
§  Ordo : Umbelliferales
§  Famili : Umbelliferae (Apiaceae)
§  Genus : Daucus
§  Spesies : Daucus carrota L.
  • Tanaman wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat bentuk umbinya dapat dipilih menjadi 3 golongan, yakni :
§  Tipe Chantenay, berbentuk bulat panjang dengan ujung yang tumpul.
§  Tipe Imperator, berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing.
§  Tipe Nantes, merupakan tipe gabungan antara imperator dan chantenay.
  • Wortel merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan mengkonsumsi wortel sangat dianjurkan, terutama untuk menghadapi masalah kekurangan vitamin A. Dalam setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I vitamin A.
  • Merupakan bahan pangan bergizi tinggi, harga murah dan mudah mendapatkannya.
  • Selain sebagai "gudang vitamin A serta nutrisi", juga berkhasiat untuk penyakit dan memelihara kecantikan.
  • Wortel ini mengandung enzim pencernaan dan berfungsi diuretik. Meminum segelas sari daun wortel segar ditambah garam dan sesendok teh sari jeruk nipis berkhasiat untuk mengantisipasi pembentukkan endapan dalam saluran kencing, memperkuat mata, paru-paru, jantung dan hati.
  • Bahkan dengan hanya mengunyah daun wortel dapat menyembuhkan luka-luka dalam mulut/nafas bau, gusi berdarah dan sariawan.

SYARAT PERTUMBUHAN
  • Tanaman wortel merupakan sayuran dataran tinggi.
  • Tanaman wortel pada permulaan tumbuh menghendaki cuaca dingin dan lembab.
  • Tanaman ini bisa ditanaman sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan.
  • Tanaman wortel membutuhkan lingkungan tumbuh dengan suhu udara yang dingin dan lembab.
  • Untuk pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara optimal antara 15,6-21,1 derajat C.
  • Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat/kusam. bila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi panjang kecil.
  • Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak menggenang).
  • Jenis tanah yang paling baik adalah andosol. Jenis tanah ini pada umumnya terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan).
  • Tanaman ini dapat tumbuh baik pada keasaman tanah (pH) antara 5,5-6,5 untuk hasil optimal diperlukan pH 6,0-6,8.
  • Pada tanah yang pH-nya kurang dari 5,0, tanaman wortel akan sulit membentuk umbi.
  • Demikian pula tanah yang mudah becek atau mendapat perlakuan pupuk kandang yang berlebihan, sering menyebabkan umbi wortel berserat, bercabang dan berambut.
  • Di Indonesia wortel umunya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl. tetapi dapat pula ditanam di dataran medium (ketinggian lebih dari 500 m dpl.), produksi dan kualitas kurang memuaskan.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
  • Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sumber benih yang menjadi bibit harus memenuhi syarat sebagai berikut:
§  Tanaman tumbuh subur dan kuat.
§  Bebas hama dan penyakit/sehat.
§  Bentuknya seragam.
§  Dari jenis yang berumur pendek.
§  Berproduksi tinggi.
Penyiapan Benih
  • Wortel diperbanyak secara generatif dengan biji-bijinya.
  • Biji (benih) wortel dapat dibeli di toko-toko saran produksi pertanian terdekat, tetapi dapat pula membenihkan sendiri, terutama atas jenis/varietas wortel lokal dan non hibrida.
  • Para petani di sentra produksi sayuran sudah umum mempraktekan pembenihan (pembijian) wortel lokal dengan tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut :
§  Pilih tanaman wortel yang umurnya cukup tua (± 3 bulan), tumbuhnya subur dan sehat. Bongkar (cabut) tanaman wortel pilihan tadi, kemudian amati umbinya Umbi wortel yang baik dan sehat jadikan pohon induk, bentuk normal (tidak cacat), warna kulit mengkilap kuning/jingga dan halus.
§  Potong ujung umbi wortel maksimal sepertiga bagian, pangkas pula tangkai daun bersama daunnya, sisakan 10 cm yang lekat pada umbi.
§  Siapkan lahan untuk kebun pembibitan wortel dapat bentuk bedengan-bedengan yang diolah secara sempurna (dipupuk kandang optimal).
§  Semprot lahan pembibitan dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
§  Buat lubang tanam dengan alat bantu cangkul/tunggal pada jarak tanam 40-60 cm x 40-60 cm.
§  Tanam umbi wortel pada lubang tanam, padatkan tanahnya perlahan-lahan hingga menutup bagian leher batang.
§  Buat alur-alur dangkal disepanjang barisan tanaman (umbi) wortel sejauh ± 5 cm dari batang (dalam bentuk lubang pupuk oleh tugal).
7. Lakukan penyemprotan dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  secara periodic 3 – 5 hari sekali.
§  Pelihara kebun bibit wortel selama ± 3 bulan hingga menghasilkan tangkai buah dan biji dalam jumlah banyak.
§  Petik tangkai buah wortel yang sudah tua (kering), lalu jemur hingga kering untuk diambil biji-bijinya.
  • Tatacara penyiapan benih wortel adalah sebagai berikut:
§  Pilih benih wortel yang baik, yakni berasal dari varietas unggul, murni, dan daya kecambahnya tinggi (lebih dari 90%).
§  Gosok-gosokan benih wortel dengan kedua belah telapak tangan agar diantara benih satu sama lain tidak berlekatan.
§  Rendam benih wortel dalam air dingin selama 12-24 jam atau dalam air hangat suam-suam kuku (60 derajat C) yang telah dicampur POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt  selama 15 menit. Tujuan dari perendaman benih adalah mempercepat proses perkecambahannya.
§  Tiriskan benih wortel dalam suatu wadah, misal tampah hingga menjadi cukup kering. Benih wortel sudah siap ditanam (disebar) di lahan kebun.
Teknik Penyemaian Benih
  • Biji wortel di taburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan merata di bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan.
  • Jarak barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain.
  • Kebutuhan benih untuk penanaman setiap are antara 150-200 gram. Para petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar.
  • Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.
  • Selama ditanam, lakukan penyemprotan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air secara periodic 5 – 7 hari sekali.
  • Untuk merangsang pembentukkan umbi yang optimal perlu ditunjang pembubunan dan pengguludan sekaligus memperjarang tanaman yang tumbuhnya sangat rapat.
  • Sisakan tanaman yang pertumbuhannya baik dan sehat pada jarak 5-10 cm.
  • Untuk mengendalikan hama serangga Semiaphis aphid dan S. daucisi penyerang daun serta lalat Psilarosae pelubang umbi wortel perlu disemprot  WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt

Pengolahan Media Tanam
Persiapan
  • Babat pohon-pohon atau semak-semak maupun tanaman lain yang tidak berguna.
  • Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar (gulma), batu kerikil dan sisa tanaman lain.
  • Lakukan pengapuran bila pH tanah asam di bawah 5 dengan cara menaburkan bahan kapur seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1 secara merata di permukaan tanah.
  • Dosis kapur yang diberikan berkisar antara 0,75 - 1,5 ton/ha.
  • Campurkan kapur dengan lapisan tanah atas (top soil) sambil dibalikan hingga benar-benar merata.
  • Bila tidak turun hujan, tanah yang telah dikapur sebaiknya disiram (diairi) hingga cukup basah.
  • Mula-mula tanah dicangkul sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan alat bantu cangkul, bajak/traktor  dan diberi pupuk kandang fermentasi atau kompos sebanyak 3 ton setiap hektarnya. Dicampur maupun menurut larikan sambil diratakan.
  • Tanah yang telah diolah itu diratakan dan dibuat alur sedalam 1 cm dan jarak antara alur 15-20 cm.
  • Idealnya dipersiapkan dalam bentuk bedengan-bedengan selebar 100 cm dan langsung dibuat alur-alur/larikan jarak 20 cm,
  • Semprotkan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, diamkan selama 7 hari, agar kelak keadaan tanah benar-benar matang.
Pembentukan Bedengan
  • Olah tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul hingga struktur tanah bertambah gembur.
  • Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 50-60 cm dan panjang tergantung pada keadaan lahan.
  • Semprotkan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata ke permukaan bedengan.Diamkan selama 2 hari.
Pemupukan
  • Sebarkan pupuk kandang yang telah matang (jadi) sebanyak 3 ton/ha di permukaan bedengan, kemudian campurkan dengan lapisan tanah atas secara merata. Pada tanah yang masih subur (bekas kubis atau kentang), pemberian pupuk dapat ditiadakan.
  • Berikan pupuk dasar Urea 20 kg/ha, Sp 36 30 kg, Kcl 40 kg/ha atau pupuk majemuk NPK 50 kg/ha.
  • Ratakan permukaan bedengan hingga tampak datar dan rapi.
  • Semprotkan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata ke permukaan bedengan.

Penanaman
  • Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang tersedia.
  • Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.
  • Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan (memanjang) untuk meletakkan pupuk kandang fermentasi.
  • Sebarkan pupuk kandang tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.
  • Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah.
  • Setelah benih wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi segera di buka kembali.
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
  • Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam.
  • Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.
Penyiangan
  • Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain, sehingga harus disiangi.
  • Waktu penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan.
  • Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat bantu kored/cangkul.
  • Rumput liar yang tumbuh dalam parit dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
  • Tanah di sekitar barisan tanaman wortel digemburkan, kemudian ditimbunkan ke bagian pangkal batang wortel agar kelak umbinya tertutup oleh tanah.
  • Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini dilakukan juga pembubunan.
Pemupukan
  • Berikan pupuk dasar Urea 20 kg/ha, Sp 36 30 kg, Kcl 40 kg/ha atau pupuk majemuk NPK 50 kg/ha pada saat pembuatan bedengan sebagai pupuk dasar.
  • Pemupukan susulan dengan Urea 10 kg/ha, Sp 36 40 kg, Kcl 40 kg/ha atau pupuk majemuk NPK 60 kg/ha dilakukan pada 35 HST.
  • Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan pupuk kandang fermentasi secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah.
  • Lakukan penyemprotan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara periodik 5 - 7 hari sekali pada 0 – 30 HST.
  • Lakukan penyemprotan larutan POC WarungTani II dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara periodik 5 - 7 hari sekali pada 30 HST sampai 1 minggu menjelang panen.
Pengairan dan Penyiraman
  • Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinue 1-2 kali sehari, terutama pada musim kemarau.
  • Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka pengairan dapat dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah agar tanah tidak kekeringan.

Hama dan Penyakit
Hama
  • Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.) Hama ini sering disebut uler lutung (Jawa) atau hileud taneuh (Sunda) dan "Cutworms" (Inggris). Serangga dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat tua, bagian sayap depannya bergaris-garis dan terdapat titik putih. Stadium hama yang merugikan tanaman adalah ulat atau larva. Ciri: ulat tanah adalah berwarna coklat sampai hitam, panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi di dalam tanah. Gejala: ulat tanah menyerang bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman wortel yang masih muda. Akibat serangan, tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak hama. Pengendalian: dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi atau siang hari, dari tempat yang dicurigai bekas serangannya untuk segera dibunuh, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman, dengan menggunakan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Gliodosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air
  • Kutu daun (Aphid, Aphis spp.)Ciri: kutu daun dewasa berwarna hijau sampai hitam, hidup berkelompok di bawah daun atau pada pucuk tanaman. Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan selnya, sehingga menyebabkan daun keriting atau abnormal. Pengendalian:mengatur waktu tanam secara serempak dalam satu hamparan lahan untuk memutus siklus hidupnya. dengan menggunakan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Gliodosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air
  • Lalat atau magot (Psila rosae). Gejala: stadium hama yang sering merusak tanaman wortel adalah larvanya. Larva masuk ke dalam umbi dengan cara menggerek atau melubanginya. Pengendalian: pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili atau disemprot larutan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air.

Penyakit
  • Bercak daun CercosporaPenyebab: cendawan (jamur) Cercospora carotae (Pass.) Solheim.Gejala: pada daun-daun yang sudah tua timbul bercak-bercak berwarna coklat muda atau putih dengan pinggiran berwarna coklat tua sampai hitam. Pengendalian: disinfeksi benih dengan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air selama 15 menit; pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili; pembersihan sisa-sisa tanaman dari sekitar kebun; penyemprotan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air
  • Nematoda bintil akarPenyebab: mikro organisme nematoda Sista (Heterodera carotae). Gejala: umbi dan akar tanaman wortel menjadi salah bentuk, berbenjol-benjol abnormal. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili, pemberaan lahan dan penggunaan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air.
  • Busuk alternariaPenyebab: cendawan Alternaria dauci Kuhn. Gejala: Pada daun terjadi bercak-bercak kecil, berwarna coklat tua sampi hitam yang dikelilingi oleh jaringan berwarna hijau-kuning (klorotik). Pada umbi ada gejala bercak-bercak tidak beraturan bentuknya, kemudian membusuk berwarna hitam sampai hitam kelam.Pengendalian: sama dengan cara yang dilakukan pada Cercospora.

Panen
  • Tanaman wortel yang telah berumur ± 3 bulan sejak sebar benih atau tergantung varietasnya.
  • Varietas Ideal dipanen pada umur 100-120 hari setelah tanam (hst). Varietas Caroline 95 hst., Varietas All Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross 110 hst., Kultivar lokal Lembang 100-110 hst.
  • Ukuran umbi telah maksimal dan tidak terlalu tua.
  • Panen yang terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi keras dan berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan. Demikian pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah).
  • Khusus bila dipanen umur muda atau "Baby Carrot" dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
§  umur panen sekitar 50-60 hari setelah tanam.
§  ukuran umbi sebesar ibu jari tangan, panjangnya antara 6-10 cm dan diameternya sekitar 1-2 cm.
  • Cara panen wortel relatif gampang, yaitu dengan mencabut seluruh tanaman bersama umbinya.
  • Tanaman yang baik dan dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara 20-30 ton/hektar.

Pascapanen
  • Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai dipanen pada suatu tempat yang strategis, misalnya di pinggir kebun yang teduh, atau di gudang penyimpanan hasil.
  •  Pilih umbi yang baik sambil memisahkan umbi yang rusak, cacat, atau busuk secara tersendiri.
  • Klasifikasikan umbi wortel yang baik berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam.
  • Simpan hasil panen wortel dalam wadah atau ruangan yang suhunya dingin dan berventilasi baik.
  • Ikat umbi wortel menjadi ikatan-ikatan tertentu sehingga praktis dalam pengangkutan dan penyimpanannya.
  • Potong sebagian tangkai daun untuk disisakan sekitar 15-20 cm.
  • Angkut hasil wortel ke pasar dengan menggunakan alat angkut yang tersedia di daerah setempat.
  • Khusus untuk sasaran pasar Swalayan, Gelael, Hero, dan lain-lain di kota-kota besar, umbi wortel biasanya dikemas dalam kantong plastik atau kontainer polietilin bening.

1 komentar:

  1. ituDewa.com Poker Domino QQ | Ceme Judi Domino QQ | Agen Domino QQ | Domino QQ Online | Agen Poker | Judi Poker | Poker Online | Agen OMAHA | Agen SuperTen

    Agen Judi Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia
    Menyediakan berbagai macam permainan Judi Kartu Online Terlengkap

    1 ID untuk 7 Game Permainan yang disediakan oleh Situs ituDewa

    * DominoQQ
    * Poker
    * Bandar Ceme
    * Capsa Susun
    * Super 10
    * Ceme Keliling
    * Omaha Poker

    => Bonus Gebyar Hadiah Bulanan ituDewa
    => Bonus Cashback 0.3% (dibagikan setiap hari kamis)
    => Bonus Refferal 20% (dibagikan setiap Minggunya seumur hidup)
    => Bonus FreeChip Upline Referral 100K(Setiap Ajak Teman Bermain)
    => Customer Service 24 Jam Nonstop
    => Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)
    => Menerima Deposit VIA PULSA dan OVO (Pulsa Telkomsel dan Pulsa XL)

    * Pusat Bantuan ituDewa

    LINE : ituDewa
    WECHAT : OfficialituDewa
    WHATSAPP : +85511251182

    Kunjungi Juga Bimbingan Kemenangan Main Judi Online :
    Tips Permainan Kartu Online Indonesia
    * Inspirasi Meraih Mimpi

    BalasHapus